Perjalanan ibadah umroh merupakan impian banyak orang.
Namun, panggilan dari yang Maha Kuasa untuk pergi ke tanah suci seakan misterius.
Bukan berarti punya cukup rezeki, badan sehat bisa langsung berangkat.
Bahkan, ada yang secara materi belum mencukupi tapi tekadnya begitu kuat bisa dimudahkan untuk menerima undangan-Nya.
Begitupun, impian saya untuk berangkat umroh telah lama dirangkai. Namun, saat itu suami belum merasa terpanggil. Atas alasan ingin pergi umroh dengan mahram, tentunya saya relakan penantian yang cukup panjang ini sembari terus berdoa, meminta dan memantaskan diri.
DOA ADALAH HARAPAN TERINDAH
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush sholihaat. Atas izin-Nya lah, keinginan dan doa saya selama ini akhirnya terkabulkan. Memohon untuk dipanggil ke tanah suci bersama keluarga dimudahkan jalannya, kesempatan mengunjungi Baitullah di Mekkah dan makam Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam di Masjid Nabawi terasa begitu nyata.
Setelah suami menyatakan kesiapannya dan merencanakan umroh bareng orangtua, saya langsung mencari agen travel umroh yang sesuai kriteria kami tentunya. Berbekal pencarian sana-sini, googling dan hasil review di Instagram untuk menemukan travel yang cocok dengan hati.
TRAVEL UMROH TERBAIK
Dari sekian banyaknya agen travel umroh yang berhasil di kontak, hanya Ahlam Travel yang memfollow up dengan caranya yang menyenangkan. Banyak pertanyaan saya ajukan melalui pesan chat di Whatsapp, semuanya dijawab dengan detail dan meyakinkan.
Konsep yang ditawarkan Ahlam Travel untuk umroh anti ribet zaman now, yaitu tanpa seragam dan koper. Hal inilah, yang menjadi salah satu daya tarik untuk saya mendaftarkan diri. Ya, sesimpel itu sih! cukup dengan dress code yang telah ditentukan. Gamis hitam dipadu hijab gold untuk wanita dan baju koko hitam serta celana warna gold senada untuk pria, kopernya juga bebas. Rasanya akan mudah dan nggak ribet pastinya, sesuai dengan yang diinginkan lah ya.
Paket yang dipilih adalah Umroh plus Dubai & Thaif dengan program 2X Jumat, selama 10 hari di akhir November 2023. Biaya sangat affordable, itinerary menarik, review positif dan waktu keberangkatan yang pas sesuai waktu luang saya dan suami.
Hanya dengan membayar DP 2 juta/orang bisa terdaftar dan mendapatkan benefitnya berupa perlengkapan seperti baju ihram dan mukena, serta buku panduaan umroh nanti.
Well, perjalanan perdana umroh sekeluarga pun segera terlaksana dan tinggal menghitung hari!
Persiapan sebulan dilakukan dengan sangat detail. Mencari berbagai referensi dan info terkait seputar umroh, termasuk belanja segala kebutuhan yang akan diperlukan untuk 5 orang. Sepekan sebelum keberangkatan, Visa dan Tiket sudah dikirimkan oleh pihak travel.
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat. Akhirnya tanggal 22 November pun tiba. Kami telah bersiap jalan dari Bandung menuju terminal 3 bandara Soekarno-Hatta. Di mana jadwal pukul 13.00 WIB dengan titik kumpul bertempat di Pepper Lunch, dan telah disiapkan makan siang serta arahan untuk persiapan keberangkatan sore nanti.
Oyah, sekedar berbagi pengalaman parkir di bandara ya. Dari Bandung kami membawa mobil yang diparkir di area parkir terminal 3, karena waktu itu sudah telat dan pertimbangannya biar nggak terlalu jauh kalau harus parkir di area parkir inap. Dan ternyata lumayan kaget juga, sih! Selama ditinggal umroh 11 hari sampai keluar parkir itu dengan biaya yang sangat membengkak, kena 2,6 juta dengan hitungan charge progressive yang berjalan setiap jamnya, haha..
TERBANG MENUJU DUBAI
Perjalanan Jakarta menuju Dubai pada pukul 17.55 – 22.55 (waktu Dubai) by Emirates EK 357. Fasilitas yang didapatkan dari layanan pesawat Emirates sangat memuaskan, lumayan lah bisa memberikan kenyamanan selama terbang 8 jam.
Kami bermalam di Time Onyx Hotel Apartment, Beirut Street Dubai. Keesokan harinya memanfaatkan jeda waktu yang lumayan singkat untuk city tour Dubai bersama tour leader yang friendly dan menyenangkan.
Sore waktu setempat, kami sudah harus kembali ke Bandara Internasional Dubai untuk melanjutkan 2 jam perjalanan menuju Madinah.
BACA: PENGALAMAN SERU CITY TOUR DUBAI
MADINAH AL MUNAWWARAH, JEJAK KENANGAN TAK TERLUPAKAN
Selama perjalanan dari Bandara Internasional Mohammad bin Abdulaziz, yang terletak di Timur Laut Kota Madinah menuju Masjid Nabawi, hatiku terasa hangat dalam buaian asma-Nya yang terus dilafazkan. Ya Allah, sebentar lagi perjumpaan ini akan terwujud nyata! Menikmati suasana malam di kota impian sejuta umat yang menggetarkan selaksa makna. Hingga tiba waktu sebelum Isya. Memasuki area Masjid Nabawi yang ramai dengan suguhan gedung yang merupakan hotel-hotel di sekitaran dan tiang-tiang menjulang tinggi tampak mencakar langit nan pekat, dihiasi sinar temaram dari lampu-lampu yang memancar menambah keindahannya.
Rombongan kami menginap di Hotel Royal Inn Al-Rawda, berada tepat di seberang pintu 330 dengan jarak 540 meter ke Masjid Nabawi. Alhamdulillah, fasilitas hotel bintang 5 yang memuaskan dengan makanan Arabian dan Indian Food setiap harinya, serta jarak yang sangat dekat ke masjid membuat kenyamanan selama di Madinah akan sulit terlupakan.
Esok harinya, Muthowif membawa kami menuju area Raudhoh untuk menyampaikan salam kedatangan kepada Baginda Nabi yang mulia. Sungguh, kerinduan yang membuncah meski hanya melihatnya dari luar tapi hati terasa begitu dekat. Pagi dengan cuaca cerah, mentari menyapa dalam hangatnya aura jingga yang memancar begitu memesona. Payung-payung telah terbuka, seolah mengucapkan selamat datang untuk para tamu Allah yang tengah berbahagia.
Lanjut berwisata religi ke masjid-masjid tua dan bersejarah di Kota Madinah, yaitu Masjid Ghamama, Masjid Abu Bakar As-Shiddiq Radhiyallahu Anhu dan Masjid Ali bin Abi Thalib yang letaknya tidak jauh dari Masjid Nabawi.
Menyaksikan sekumpulan merpati yang tengah menikmati sajian pagi, sebagian lagi terbang mengitari area masjid dan tiang tertinggi. Masya Allah, satu lagi suguhan keindahan yang patut disyukuri.
Hari demi hari, waktu demi waktu terasa begitu lambat. Segala aktivitas di Masjid Nabawi memberikan kedamaian, sungguh refleksi bagi jiwa yang mendamba tenangnya hati dan pikiran. Tiada lagi gundah dalam rutinitas harian yang kadang bikin sesak, di sini benar-benar memanfaatkan waktu hanya untuk menanti waktu sholat dan melakukan ibadah sunnah lainnya. Rasanya ingin lagi kembali, kembali dan kembali mengulang momen ternyaman sepanjang hidup ini!
Anyway, waktu luang selama di Madinah bisa dimanfaatkan untuk jalan-jalan sambil belanja. Menurutku, waktu terbaik belanja oleh-oleh adalah di Madinah, karena nanti di Mekkah seharusnya bisa lebih fokus beribadah saja. Selain suasana yang nyaman, jaraknya juga masih bisa dinikmati untuk sekedar jalan dan “cuci mata”.
Untuk menukar uang bisa dilakukan di money changer dekat pintu 330, sebelahnya Bin Dawood. Tapi nggak perlu khawatir sih, kalau mau belanja juga bisa pake kartu debit Indonesia, kok. Kebanyakan mereka mau nerima uang rupiah, saranku tetap dihitung dulu ya. Soalnya pengalaman kemarin, jadi lebih mahal dibanding pake kurs SR.
Kami pun diajak berziarah ke tempat bersejarah lainnya di sekitar Kota Madinah, di antaranya adalah Masjid Quba, Masjid Khandaq, Masjid Qiblatain, dan Makam Syuhada di Jabal Uhud. Nggak lupa juga, wisata Kebun Kurma sambil menikmati bakso viral seharga 80 ribu/porsinya dengan rasa biasa aja sih menurutku, hihii..
Di Kebun Kurma juga bisa belanja oleh-oleh, ya. Tentunya beragam kurma, kacang, cokelat dan sejenisnya sangat lengkap dengan harga cukup variatif. Tapi saya lebih suka belanja di Koperasi Museum Wahyu sekalian, pilihan produknya banyak, kualitas premium dengan penawaran harga cukup menarik.
Buat kalian yang ingin mewakafkan Al-Quran juga bisa beli dan dititip dari sini, mereka sudah resmi terafiliasi dengan Masjidil Haram yang terjamin amanah, InsyaAllah.
Madinah … Madinah …
Dari sepenggal hati yang akan selalu terpaut di sini, bawalah dan takdirkan aku menemukan jalan untuk bisa kembali!
BACA: RAUDHAH, GENGGAMLAH ASAKU!
MAKKAH AL MUKARROMAH, PANGGIL KAMI KEMBALI
Meninggalkan Kota Madinah dengan segenap rindu yang kan selalu menyergap. Namun, harapan untuk bisa segera melihat Kabah tak kalah dahsyatnya. Setelah prosesi ambil miqat di Masjid Bir Ali, lalu kami bersiap menuju Kota Mekkah dengan kereta cepat Haramain yang menempuh waktu perjalanan sekitar 2,5 jam.
Tiba pukul 22.00 waktu Mekkah, kami langsung melakukan rangkaian ibadah umroh yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Suasana malam di Masjidil Haram begitu riuh dan hangat, berdesakan di antara lautan manusia dalam ritual suci yang menggetarkan atma. Sungguh! aku bahagia dan seketika lelah pun sirna, berganti dengan rasa syukur dan gembira yang tak mampu dilukiskan dengan kata-kata.
Kemegahan Ka’bah yang sering kulihat dari layar TV Mekkah, dengan lantunan tilawah begitu merdu nan syahdu. Bayangkan saat kita bisa merasakan aura positif secara langsung di hadapannya, tempat di mana saya berdiri menyaksikan ribuan tamu Allah yang melafazkan doa dengan segenap keyakinan. Sebab dari sinilah, tempat mustajabnya doa, terapi jiwa sebenarnya, serta kerinduan bagi setiap orang ingin selalu kembali.
Untuk ziarah di Kota Mekkah. Mutawwif membawa kami melintasi Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Rahmah (Arafah), Muzdalifah dan Mina, dengan kisah perjuangannya para jamaah haji yang melakukan serangkaian ibadah selama musim haji. Melihat tempat-tempat yang dipersiapkan untuk ibadah haji tersebut, seketika membuat saya pun ingin diundang berhaji, Amin Ya Allah.
Kami juga mendapat fasilitas dari travel untuk melaksanakan badal umroh atau melakukan rangkaian umroh kedua sebagai hadiah untuk keluarga yang telah tiada. Kami pun mempersiapkan diri untuk ambil miqat lagi di Masjid Ji’ronah dan bersegera menuju Masjidil Haram setelah bada dzuhur. Alhamdulillah, bisa mengikuti ibadah umroh di dua waktu berbeda, yaitu siang dan malam.
Dan, momen yang dinantikan akhirnya tiba. City Tour Thaif.
Menikmati pemandangan Kota Thaif nan sejuk dari atas ketinggian 1.500 MDPL dengan Kereta Gantung atau Teleftric Al Hada. Pemandangan kota yang meliuk dengan suasana perbukitan batu, dan jurang yang disuguhkan atraksi monyet serta elang yang melintasi tebing di sepanjang jalannya.
Menikmati sensasi Teleftric bagi saya yang takut ketinggian, bagaikan terapi alami untuk bisa menekan rasa. Sayang banget untuk dilewatkan, karena keindahannya tak berbanding lurus dengan rasa takut yang ditimbulkan. Harus dilawan! Tak hanya itu, pesona warna warni dari waterpark terbesar di Arab Saudi juga menambah harmonisasi alam yang mengagumkan.
Dan ya, total jarak tempuh sepanjang 4,5 meter sekitar 25 menit perjalanan sangat dinikmati sebagai karunia Allah Ta’ala atas pertunjukkan alam yang begitu memesona.
Harga tiket per rombongan yaitu 80 riyal atau sekitar 320 ribu rupiah/orang. Kereta gantung yang diisi 6 orang, dan kami semua sibuk untuk mendokumentasikan sepanjang perjalanan, hehe.
BACA: MUSEUM WAHYU
KESAN MENYENANGKAN BERSAMA AHLAM TRAVEL
Bagi saya, ini adalah pengalaman umroh pertama. Sungguh, menjadi pilihan tepat saat dibersamai oleh travel yang amanah dan menyenangkan. Bukan hanya layanan prima dan fasilitas terbaik yang diberikan, tetapi muthowif yang ramah, dan selalu membantu setulus hati terasa sangat berkesan.
Service Excellent mulai dari admin WA hingga muthowifnya, yaitu Ustadz Nabil & Ustadz Haisam yang menjadi pembimbing kami selama perjalanan ibadah sangat memberikan kenyamanan, layaknya seorang teman.
Harapannya, semoga Ahlam Travel terus meningkatkan layanan yang sudah memuaskan ini dengan lebih baik lagi, ya. Terima kasih atas pengalaman berharga yang tak mungkin terlupakan, sukses selalu untuk Ahlam.
Sudah ada rencana umroh tapi masih bingung milih travel yang oke?
Cek dulu aja Instagram Ahlam Travel atau websitenya di sini ya! Semoga kita semua dimudahkan untuk segera berangkat umroh tahun ini, aamiin.