Dieng adalah salah satu tujuan wisata kami dari lama.
Sikunir dan Sindoro masuk list yang harus dikunjungi, tapi nggak jadi-jadi mau ke sana wkwkwk..
Setelah kemarin sepakat memilih Dieng, dan bawa juga si Trili (Motor TS 125) buat touring selama di sana.
Acara dadakan di tengah long weekend gini udah pasti susah nyari tempat. Dari beberapa rekomendasi konten Tiktok, semuanya penuh. Beruntungnya, masih ada satu cabin tersisa di Bobo Cabin Dieng.
Kk yang ditugaskan booking lewat aplikasinya, dapat rate 2,650,000/2N dan berhasil payment pake voucher diskon 100K yang dibeli di Shopee dengan harga 10K. Lumayan kan, jadi dapat potongan diskon 90K.
Dan yeaay, Kamis siang itu cuaca Bandung cerah, kami pun otw Dieng dengan bahagia. Meski perjalanan dari Cicaheum sampai Tol Cileunyi lumayan padat dan lama, karena kita terjebak macet di Soetta, barengan sama agenda kampanye akbar ke arah GBLA. Arus tol Cipali juga cukup padat, sampai kontra flow segala.
Salah satu rencana yang hanya jadi wacana sejak beberapa tahun ini adalah kunjungan ke Sikunir. Entah kenapa, keinginan yang begitu besar ini selalu mentok untuk diwujudkan. Akhirnya, Sikunir masuk ke dalam list angan-angan yang terlalu sulit untuk digapai, haha.
Eh tapi, harapan itu nggak boleh dihapus gitu aja yakan?
Biarlah tetap menjadi sebuah keinginan yang mungkin suatu saat bisa jadi kenyataan.
RUTE MENANTANG DIENG VIA BATANG
Perjalanan dipandu oleh Google Maps, kami diarahkan untuk keluar gerbang tol Batang. Langit Batang kian pekat saat mobil yang kami tumpangi melintasi beberapa kelokan, jalanan terasa sepi dan semakin menunjukkan aura kegelapan yang sedikit mencekam.
Sepertinya jalur ini semakin naik dan memasuki area perbukitan yang sunyi. Banyak tanjakan curam dan ekstrim yang dilalui, tapi saya masih bersikap tenang walau resah mulai mengusik perasaan. Malam semakin larut, tak ada kerlip bintang atau cahaya rembulan yang menerangi jalanan gulita ini.
Rasa gelisah yang mendera semakin meyulutkan keyakinan, kayaknya ini salah jalan, deh!
Iya sih, mungkin ini hanya perasaan ketakutan yang terasa nyata. Sementara, bapaksu dan Kk mah anteng aja.
Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Dan jalanan masih belum jelas gini! Sepertinya kami sudah berada di titik ketinggian, di mana tanjakan ekstrim dan tikungan hampir 180 derajat yang semakin menantang. Peta memang mengarah pada titik yang dituju. Saya pun reflek mengecilkan suara musik dari bluetooth di tape mobil, digantikan alunan murottal dari HP.
Sedikit perdebatan karena saya yakin Bobo Cabin nggak mungkin akses jalannya seberat ini, pasti ada rute lain yang memudahkan. Dan benar saja! Setelah dicek lagi Google Maps yang diarahkan ternyata menuju Dieng, bukan Bobo Cabin yang seharusnya berada di lokasi Jalan Deles dan sangat mudah diakses dari jalan raya, wkwkwk.
Memasuki gerbang Bobo Cabin tepat pukul 24.00 dengan pencahayaan jalan yang temaram, disuguhi jajaran pohon cemara menjulang tinggi dan juga hamparan pegunungan yang tersorot lampu mobil. Pastinya, ini kalo siang cantik banget viewnya!
Setelah menurunkan barang dan reservasi, cabin yang saya booking ternyata sudah diambil orang lain. Sepertinya aplikasi error, jadi double pesanan gitu. Ya ampun, mana badan udah nggak karuan rasanya. Hampir 30 menit menunggu kepastian, akhirnya untuk sementara kami diberikan cabin 12 yang katanya sih itu cabin terfavorit. Malah sebelumnya ada yang mau nambahin uang juga nggak dikasih, entahlah rezeki kami malam itu untuk bisa mendapatkannya kali ya!
Baca: Staycation Ala Introvert di Bobo Cabin Dieng
EKSPLOR DIENG PAKE TS 125
Bangun subuh langsung buka jendela dengan suasana di luar masih gelap gulita, terdengar suara gemericik air sungai yang berada tidak jauh dari area bawah cabin.
Mentari pagi menguarkan sinarnya yang lumayan menghangatkan badan. Saya dan suami berencana akan mengeksplor Kota Wonosobo menggunakan motor TS 125 yang sengaja dibawa dari Bandung.
Bapak suami mulai sibuk menurunkan motor TS dari mobil double cabin menggunakan tangga. Saya mulai melakukan peregangan, lalu bersiap pake helm dan jaket buat momotoran.
Trek yang kami tuju menuju puncak Dieng adalah rute yang semalam dilewati. Dan sungguh luar biasa, ternyata di sisi kiri kanannya adalah jurang, serta jalan yang membelah perbukitan. Beberapa mobil yang melintas tampak tidak kuat, dan banyak mas-mas ojek pangkalan yang membantu juga ngawal perjalanan.
Tanjakan arah Tol Kahyangan ini pernah viral dan jadi tujuan wisata Dieng yang diincar banyak orang. Dari view siang hari, emang sekeren itu sih! Tapi semalam malah deg-degan lewat sini ya haha..
Sebelum berangkat tadi sempat nanya ke resepsionis akses Sikunir, katanya kalau hujan biasanya ditutup. Ya, jadi skip lagi deh Sikunirnya, hiks.
Sikunir cuma lewat doang, dan kita mengarah ke Kota Wonosobo dengan niatan ke Sindoro Sumbing.
Ada beberapa titik wisata yang sudah saya list sebelumnya. Tapi karena mau ke Sindoro dan sebelum Jumatan harus balik lagi ke Bobo Cabin buat pindah cabin, jadi kita skip duu wisata-wisata yang tadi dilewati.
Di tengah perjalanan, tepat di depan Telaga Menjer hujan pun turun lumayan deras. Dengan sedikit kecewa, kami pun berteduh di kedai bakso yang cukup besar. Bapak suami juga ikut sholat Jumat di masjid seberangnya, lalu kami memutuskan untuk balik ke Bobo Cabin sambil nanti mampir ke tempat wisata yang viral.
Rekomendasi Wisata Dieng Wonosobo yang Harus Dikunjungi:
- Pintu Langit Sky View
Tempat yang menghadirkan banyak spot foto ini menarik untuk dikunjungi. Dari jembatan kaca dengan ketinggian 15 meter, kita bisa menikmati lautan awan dan pemandangan alam Dieng yang sangat indah dan menakjubkan.
HTM Rp 10,000 per orang. Meski dari luar atau di pelataran area parkir juga masih bisa menikmati pemandangan indahnya. Jarak tempuh Pintu Langit Sky View sekitaran 35 menit dari Kota Wonosobo menggunakan motor.
- Bukit Sikunir
Salah satu tujuan idaman yang belum sempat dikunjungi ini akan menjadi peer besar ke depannya, hehe. Tempat berburu golden sunrise yang menampilkan keindahan warna kemerahan di kala fajar menjelang. Sungguh, kecantikan alam yang haqiqi saat menyambut pagi hari nan berseri.
HTM Rp 12,000 per orang.
- Batu Pandang Ratapan Angin
Destinasi wisata viral ini menyuguhkan dua batu besar yang berdampingan dengan pemandangan berlatar belakang Telaga Pengilon dan Telaga Warna. Lokasi berada di Jalan Dieng Theater, Kejajar, Wonosobo. HTM sangat terjangkau, hanya dengan membayar Rp 10,000 saja sudah bisa menikmati alam yang indah dengan spot foto yang Instagramable.
- Telaga Warna
Telaga yang memiliki warna sangat cantik ini menjadi destinasi andalan dan dikagumi oleh banyak wisatawan. Lokasinya berada di Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar Wonosobo. Tidak jauh dari tempat ikoniknya yang bertuliskan “Welcome to Dieng Wonosobo” dan dijadikan spot foto bagi wisatawan domestik.
HTM Telaga Warna Dieng Rp 22,500 untuk turis domestik, dan Rp 163,500 untuk turing asing.
- Telaga Menjer
Danau terluas di kaki Dieng ini memiliki kedalaman mencapai 45 meter, dikelilingi oleh tebing-tebing yang menambah panorama keindahannya. Menikmati Telaga Menjer untuk berkeliling danau bisa menggunakan perahu, yang akan memberikan pengalaman seru tak terlupakan pastinya. Lokasi berjarak 8 KM dari Kota Wonosobo, tepatnya di Desa Maron, Garung, Wonosobo.
HTM Rp 5,000 saja per orang.
DIENG BEGITU MENGESANKAN
Sepanjang perjalanan kembali ke Bobo Cabin, kami sangat menikmati sajian alam yang begitu indah. Menyusuri kawasan Sileri yang terletak di Desa Kepakisan, pandangan mata dimanjakan oleh kepulan asap dari area pengeboran untuk kepentingan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sayangnya, kami tidak sempat mampir ke Kawah Sileri yang terdapat pemandian air panas Bitingan.
Melihat salah satu lokasi yang ramai di tengah orang-orang berfoto, kami pun menyempatkan singgah sejenak. Masuk parkiran yang di sana ada beberapa warung, saya pun memesan kopi sachet dan duduk santai di batu besar sambil memandang hamparan gunung serta gumpalan asap PLTU dari kejauhan.
Dieng, sungguh jamuan alam yang menyenangkan. Rasanya aku ingin kembali, meski liburan ini terasa sederhana. Bahkan tak sempat kulineran, tapi sangat berkesan.
Dalam perjalanan pulang yang diguyur hujan pun, kami begitu menikmatinya. Sejuk dan terasa damai telah menuntaskan keinginan yang lama terpendam.
Begitupun Sikunir, Sindoro dan Sumbing yang belum sempat terjamah. Tunggu kami kembali ya!