Salah satu rangkaian kegiatan tour untuk peziarah umroh adalah mengunjungi Museum Wahyu yang berjarak empat kilometer dari Kota Mekkah, tepatnya berada di kaki Jabal Nur. Sebuah destinasi wisata religi yang menjadi daya tarik tersendiri, karena museum ini memiliki koleksi langka dan sangat unik yang akan membawa kita menuju perjalanan luar biasa melalui sejarah, seni dan budaya yang ditampilkan dalam bentuk museum digital.
Museum Wahyu atau Hira Cultural District ini menyajikan berbagai informasi peradaban sejarah Gua Hira, sejarah Kota Mekkah hingga peristiwa saat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menerima wahyu pertama.
Begitu memasuki area museum yang didesain modern dengan ornamen bebatuan di sepanjang lorongnya, seolah mengajak imajinasi kita menjelajahi era masa lampau, berpadu media teknologi digital terkini yang membuat decak kagum saya tak tertahankan. Asli keren banget! Masya Allah.
Rombongan kami dipandu oleh seorang petugas asal Indonesia, yang menjelaskan setiap episodenya melalui tampilan layar lebar dengan audio yang menggema di seluruh ruangan. Ya, layaknya tengah menikmati suguhan film sejarah dalam teater megah yang dibagi menjadi 3 bagian ruang. Penataan letak, cahaya, dan suara yang jernih seakan membawa pengunjung untuk merasakan keindahan dan larut dalam pesan yang ingin disampaikan.
Setelah menonton di 3 ruangan teater dengan film animasi berbeda, kami pun diajak melihat replika Gua Hira yang begitu menakjubkan. Hati pun bergetar, menyaksikan tempat yang menjadi saksi perjuangan Nabi dan para sahabatnya dalam setiap peristiwa sepanjang peradaban islam di mulai. Sebuah kenangan sejarah abadi yang ditinggalkan untuk umatnya, tak akan pernah lekang oleh zaman.
Museum Wahyu berada di bawah pengawasan Komisi Kerajaan Arab Saudi. Dan setelahnya, kita akan diajak menikmati belanja oleh-oleh yang dikelola oleh Koperasi Museum Wahyu. Tiket masuknya untuk rombongan sekitar 10 real, tapi diberikan tiket gratis dengan syarat harus berbelanja minimal 15 real. Namun realitanya, belanja bisa melebihi syarat yang ditentukan. Lapar mata dong pastinya, hehe. Menurut saya, setiap produk yang ditawarkan berkualitas baik dan premium dengan penawaran sangat menarik, yaitu diskon!
Oiya, di sini bisa menitipkan wakaf Al-Quran juga ya. Insya Allah amanah dan terpercaya karena mereka langsung terafiliasi dengan pengurusan penerimaan wakaf di Masjidil haram.
Jadi, buat yang nggak sempat berwakaf di masjid, bisa beli Al-Quran dan infokan ke kasirnya untuk titip sebagai wakaf.
Salah satu kesan menarik lainnya di Museum Wahyu adalah koleksi Mushaf Al-Qur’an yang dijahit tangan, berukuran 42 x 70 cm dengan berat total 60 kg dan terbuat dari bahan katun dan menggunakan benang berwarna emas. Mushaf ini dibuat dengan sepenuh hati oleh seorang nenek asal Pakistan yang berusia 66 tahun, bernama Naseem Akhtar.
Karena kecintaannya terhadap Al-Qur’an, beliau menjahit mushaf 30 juz selama 32 tahun, mulai dari tahun 1986 hingga 2018. Dikerjakan dengan sangat hati-hati sambil menjaga wudhunya. Setelah selesai, beliau menyerahkan mushaf tersebut kepada Lembaga Tahsin dan Majelis Ulama Pakistan untuk dikoreksi. Lalu mewakafkannya untuk menjadi koleksi Museum Wahyu dan bisa dinikmati keindahannya oleh jemaah yang berkunjung ke sana. Masyaa Allah Tabarakallah, sungguh bergetar hati ini bisa menyaksikan secara langsung hasil karya terindah beliau.